PPGD? BLS?
Assalamualaikum, teman-teman.
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) adalah bentuk perawatan kegawatdaruratan medis yang diberikan pada korban dengan cepat, cermat dan tepat untuk mencegah kematian atau kecacatan. Sementara, Basic Life Support (BLS) dilakukan apabila korban mengalami henti jantung atau henti nafas sehingga membutuhkan Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO) atau Cardio-pulmonary resuscitation (CPR). DISCLAIMER : Primary Survey (ABCDE) hanya akan dibahas ABC.
Ada 10 langkah dalam PPGD / BLS
1. Amankan diri
Bentuk amankan diri ini terbagi menjadi dua yakni fisik dan nonfisik. Perlindungan fisik berarti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) bila tersedia di tempat kejadian. Contohnya seperti masker/handscoen. Perlidungan nonfisik yaitu perkenalan diri kepada orang yang ada di sekitar korban agar tidak salah paham. Contoh : "Saya Alfia Indah Dewi Alfina, mahasiswi kedokteran Unair yang sudah terlatih untuk melakukan pertolongan pertama. Mohon izin untuk menolong korban"
2. Amankan pasien
Dilakukan dengan cara membubarkan kerumunan orang yang berada di sekitar pasien agar ada ruang untuk memberi pertolongan.
3. Amankan lingkungan
Apabila korban berada dalam tempat yang kurang pas untuk diberi pertolongan pertama, dengan penuh kehati-hatian maka korban bisa dipindah ke tempat yang lebih kondusif.
4. Cek Kesadaran
Dengan prinsip AVPU
- Alert : Memeriksa apakah korban sadar dan dapat melakukan kontak mata
- Verbal : Memeriksa apakah korban sadar bisa ditepuk atau dipanggil
- Response to Pain : Memeriksa korban dengan memberi rangsangan nyeri di 3 titik yaitu pangkal kuku, center of chest (sternum) dan supraorbita
- Apabila, pasien tidak sadar setelah 3 alur diatas, maka korban dinyatakan unresponsive.
- Yang harus dilakukan pertama yakni mengecek apakah ada cidera cervikal. Dengan memeriksa adanya jejas di atas klavikula, adanya mutiple trauma, adanya neurological deficit dan bagaimana modes of injury. Untuk bagian mengecek adanya cidera cervikal umumnya dilakukan oleh orang yang berkecimpung di dunia medis. Misalnya anak kedokteran, dokter, bidan, perawat, dll. Untuk orang non dunia medis langkah umumnya airway saja. Apabila ada cidera cervikal maka langkah yang dilakukan yaitu jaw thrust manuver.
- Airway dilakukan dengan Look-Listen-Feel (LLF) dengan mendekatkan salah satu pipi ke wajah korban dengan mata yang memandang ke arah dada pasien untuk mengetahui adanya gerakan dada. LLF dilakukan bersamaan.
- Apabila ditemukan suara tambahan;
- Snoring : seperti mengorok akibat sumbatan benda padat segera lakukan Head Tilt & Chin Lift
- Gargling : seperti berkumur akibat sumbatan beda cair segera lakukan Cross Finger and Swab atau miringkan kepala korban
- Crowing : seperti orang asma karena ada edema laring penanganannya Krikotiroidotomi. Tidak bisa dilakukan tanpa alat dan harus dilakukan dengan orang yang dibidangnya.
Mengecek bagaimana kondisi nafas korban, sesak/lemah/normal. Dengan Respiratory Rate Normal: 12-20x / menit. Apabila korban mengalami henti nafas, segera lakukan CPR/RJPO.
Wah sangat informatif sekali blognya Dok, terima kasih 🙏
ReplyDelete